jasa SEO seoyandira.com –
,
Jakarta
– Institute for Economics & Peace (IEP) mengeluarkan Global Peace Index 2025 yang berisi daftar
negara paling damai
dan tidak aman di dunia. Menurut indeks yang dirilis Juni 2025 tersebut, tingkat perdamaian global makin buruk sejak tahun lalu. Lembaga itu juga menemukan bahwa dunia sedang mengalami perubahan mendasar tatanan global.
Para peneliti
Institute for Economics & Peace
menemukan ada 59 konflik berbasis negara yang aktif. Jumlah ini merupakan yang terbanyak sejak akhir Perang Dunia II. Tercatat ada sekitar 100 negara dinilai kurang damai dibandingkan satu dekade lalu.
Indeks perdamaian dunia
ini dibuat berdasarkan indikator perdamaian internal, seperti tingkat kejahatan kekerasan, jumlah pembunuhan dan demonstrasi kekerasan, dan indikator perdamaian eksternal seperti pengeluaran militer, jumlah senjata nuklir, dan hubungan suatau negara dengan negara-negara tetangga.
Islandia Negara Paling Damai
Dalam indeks ini,
Islandia
kembali menduduki peringkat teratas sebagai negara paling damai di dunia pada 2025. Gelar ini telah disandang Islandia sejak tahun 2008.
Di posisi kedua sebagai negara dengan tingkat perdamaian tertinggi adalah Irlandia, disusul Selandia Baru, Austria, dan Swiss dalam peringkat lima besar.
Singapura berada di peringkat keenam. Adapun 10 negara teratas lainnya terdiri dari negara-negara Eropa, yakni Portugal, Denmark, Slovenia, dan Finlandia.
Rusia Negara Paling Tidak Damai
Rusia
dinilai sebagai negara paling tidak damai di dunia dalam indeks ini. Negara lain yang masuk dalam lima besar adalah Ukraina, Sudan, Republik Demokratik Kongo, dan Yaman.
Eropa Barat dan Tengah selama ini dinilai sebagai kawasan paling damai di dunia, tetapi para peneliti mengatakan bahwa lingkungan keamanan Eropa sedang mengalami transformasi mendalam. Invasi Rusia ke Ukraina dan berkurangnya fokus strategis AS pada Eropa telah menyebabkan negara-negara Eropa mengalihkan dana dari bidang-bidang seperti pendidikan dan kesehatan ke pengeluaran militer.
“Ancaman Rusia nyata dan tidak ada satu pun negara Eropa yang mendekati kemampuan militer Rusia,” kata para peneliti dalam laporan tersebut, seperti dikutip
Daily Mail
.
Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara tetap menjadi kawasan paling tidak damai di dunia pada 2025. Sementara itu, Afrika Sub-Sahara memiliki negara-negara yang paling banyak terlibat dalam konflik, dengan 35 dari 43 negara terlibat dalam konflik dalam lima tahun terakhir.
Menurut IEP, Kashmir, Sudan Selatan, Ethiopia dan Eritrea, Republik Demokratik Kongo dan Suriah adalah kawasan yang berisiko paling tinggi untuk memasuki perang besar.
Skor Perdamaian Amerika Selatan Naik
Satu-satunya wilayah yang mengalami peningkatan skor kedamaian sejak indeks tahun lalu adalah Amerika Selatan. Jumlah negara yang dianggap memiliki pengaruh global di kawasan itu juga meningkat. Menjurut indeks ini, ada 34 negara yang dianggap memiliki pengaruh geopolitik yang signifikan di setidaknya satu negara lain. Jumlah itu peningkatan yang sangat besar sejak berakhirnya Perang Dingin, ketika hanya 13 negara yang dianggap memiliki pengaruh sebesar itu.
Cina telah mengalami peningkatan pengaruh terbesar sejak Perang Dingin, tetapi Arab Saudi, Turki, India, UEA, Israel, Afrika Selatan, Brasil, dan Indonesia juga tercatat sebagai kekuatan regional yang berpengaruh.
Steve Killelea, pendiri dan ketua eksekutif di IEP, mengatakan bahwa Indeks Perdamaian Global tahun ini menunjukkan bahwa dunia berada pada titik perubahan yang kritis. Hal ini didorong oleh meningkatnya kekuatan tingkat menengah, persaingan kekuatan besar, dan tingkat beban utang yang tidak berkelanjutan di negara-negara paling rapuh di dunia. “Hal ini mengarah pada penataan ulang fundamental dan kemungkinan titik kritis menuju tatanan internasional baru, yang sifatnya masih belum dapat dipahami,” kata dia.
Pilihan Editor:
Indeks Perdamaian Dunia