Osbali- Pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menunjukkan geliat yang menjanjikan. Provinsi yang dahulu dianggap sebagai destinasi tersembunyi di ujung timur Indonesia, kini perlahan menjelma menjadi salah satu primadona wisata nasional, bahkan internasional. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pariwisata Provinsi NTT, terdapat enam kabupaten/kota yang mencatat angka kunjungan wisatawan tertinggi sepanjang tahun 2024.
Menariknya, Kota Kupang yang selama ini dikenal sebagai simpul utama transportasi dan pusat pemerintahan, ternyata bukanlah daerah yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Posisi teratas justru ditempati oleh sebuah kabupaten yang namanya telah mendunia: Manggarai Barat.
Berikut daftar lengkap enam kabupaten/kota di NTT yang paling ramai dikunjungi wisatawan selama 2024:
1. Manggarai Barat – Gerbang Komodo yang Mendunia
Tak ada yang meragukan daya pikat Labuan Bajo, ikon wisata unggulan yang menjadi pintu masuk ke Taman Nasional Komodo. Tahun 2024, Manggarai Barat mencatat 411.349 kunjungan wisatawan, menjadikannya kabupaten paling ramai di NTT. Statusnya sebagai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas Nasional memperkuat posisinya di peta pariwisata nasional dan internasional. Infrastruktur yang terus dibenahi—dari bandara, pelabuhan kapal pesiar, hingga hotel-hotel berbintang—mendongkrak pesona kawasan ini.
2. Kota Kupang – Simpul Urban dan Transit Favorit
Meski bukan nomor satu, Kupang tetap menjadi kota dengan jumlah kunjungan tertinggi kedua di NTT. Sebagai ibu kota provinsi dan gerbang utama menuju berbagai destinasi di NTT, Kupang menawarkan berbagai pantai seperti Lasiana, Namosain, hingga kawasan kuliner malam di tepi laut. Kupang juga menjadi simpul penting untuk wisatawan yang datang maupun yang hendak melanjutkan perjalanan ke daerah lain di NTT.
3. Flores Timur – Tradisi Religius dan Wisata Budaya
Kabupaten Flores Timur, terutama kota Larantuka, mencuri perhatian dunia melalui tradisi Semana Santa—ziarah rohani yang menarik ribuan peziarah Katolik dari dalam dan luar negeri setiap tahun. Perpaduan antara kekuatan iman dan keindahan alam menjadikan Flores Timur sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang unik di Indonesia.
4. Ende – Alam Mistis dan Jejak Sejarah Bung Karno
Ende menawarkan Danau Kelimutu, danau tiga warna yang misterius dan memesona. Selain itu, sejarah panjang sebagai tempat pengasingan Bung Karno menambah daya tarik tersendiri. Ende juga menjadi titik penting dalam jalur wisata lintas Flores, dengan akses jalan yang terus diperbaiki untuk menunjang kunjungan wisatawan.
5. Ngada – Rumah Tradisi Megalitik dan Alam Pegunungan
Desa adat Bena dan Gurusina di Kabupaten Ngada menjadi saksi hidup kebudayaan megalitik yang masih lestari. Ditambah dengan panorama Gunung Inerie yang megah, Ngada menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara yang mencari pengalaman autentik dan spiritual di tengah kekayaan budaya Flores.
6. Sikka – Laut Biru, Salib, dan Tenun
Kabupaten Sikka dengan pusat kota Maumere tak hanya dikenal karena Pulau 17 Riung yang menawan untuk diving dan snorkeling, tetapi juga sebagai pusat penyebaran agama Katolik di Flores. Kuatnya tradisi gereja, tenun ikat khas, dan lanskap pantai utara yang cantik menjadikan Sikka destinasi yang menyeimbangkan wisata alam dan spiritualitas.
Berikut adalah infografik jumlah kunjungan wisatawan ke enam daerah terpopuler di NTT tahun 2024. Manggarai Barat menempati posisi puncak dengan lebih dari 411 ribu kunjungan, disusul Kota Kupang, Flores Timur, Ende, Ngada, dan Sikka. Jika Anda ingin versi vertikal, format media sosial, atau tambahan ikon/ilustrasi, saya bisa bantu buatkan.
Menurut Dinas Pariwisata NTT, enam daerah ini menyumbang hampir 80% dari total kunjungan wisatawan ke seluruh provinsi sepanjang 2024. Keberhasilan ini tak lepas dari kombinasi antara daya tarik alam, kekayaan budaya, aksesibilitas, serta infrastruktur yang kian membaik.
NTT kini tak lagi sekadar dikenal karena Komodo. Di balik layar, ada Maumere yang damai, Bena yang sakral, dan Larantuka yang penuh doa. Setiap kabupaten memiliki kisahnya sendiri, dan masing-masing menjadi saksi bagaimana pariwisata NTT kini memasuki era baru—era di mana Timur bukan lagi tertinggal, tapi justru sedang memimpin.***