jasa SEO seoyandira.com –
– Maluku Utara tidak hanya menawarkan pesona alam yang menawan, tetapi juga menyimpan deretan desa wisata yang penuh keunikan dan kekayaan budaya. Bagi para orang tua yang sedang merencanakan liburan sekolah untuk buah hati, enam desa wisata ini bisa menjadi pilihan menarik.
Selain menyuguhkan keindahan alam tropis, destinasi ini juga sarat dengan nilai edukasi, mulai dari pelestarian budaya lokal hingga eksplorasi bawah laut yang mendebarkan.
Tahun 2025 menjadi momentum berkembangnya pariwisata berbasis masyarakat di Maluku Utara, dengan desa-desa wisata unggulan yang terus berinovasi dalam fasilitas dan aktivitas.
Dari pantai dengan pasir putih hingga pulau penuh sejarah bawah laut, berikut enam desa wisata terindah di Maluku Utara yang wajib masuk dalam agenda liburan keluarga Anda.
1. Desa Wisata Akebay Maitara, Permata Bahari di Pulau Tidore
Desa Wisata Akebay Maitara terletak di sisi utara Pulau Maitara, Kota Tidore Kepulauan. Pantai Akebay yang indah menjadi pusat daya tarik, lengkap dengan pemandangan Pulau Tidore yang megah dan matahari terbenam yang memesona. Rindangnya pohon Waru menambah kesejukan dan kenyamanan suasana.
Wisatawan dapat menikmati aktivitas snorkeling, diving, hingga camping di tepi pantai. Bagi yang menyukai ekowisata, terdapat area mangrove yang bisa dijelajahi untuk mengenal lebih dekat ekosistem pesisir.
Sejak 2020, Desa Maitara mengembangkan potensi wisata ini dengan dukungan Dana Desa dan dikelola secara profesional oleh Pokdarwis Akebay. Fasilitas seperti akses jalan setapak, MCK, kantin, hingga tembok penahan ombak telah dibangun untuk kenyamanan wisatawan.
Akses menuju desa ini pun mudah. Wisatawan bisa menyeberang dari Pelabuhan Bastiong di Ternate atau menggunakan speedboat dari Kota Tidore dengan tarif terjangkau. Desa ini juga masuk dalam 75 besar ADWI 2023, menandakan kualitas dan potensi yang patut diperhitungkan.
2. Desa Wisata Lelei Guraici, Maldives-nya Maluku Utara
Desa Lelei di Kepulauan Guraici, Halmahera Selatan, menawarkan lanskap tropis yang eksotis. Pantainya berpasir putih dengan air laut toska yang jernih, menjadikannya destinasi impian para pencinta wisata bahari.
Pulau-pulau di gugusan Guraici sebagian besar tidak berpenghuni, ideal untuk eksplorasi snorkeling dan diving. Taman lautnya kaya dengan terumbu karang dan bahkan memungkinkan pengunjung melihat pari manta secara langsung.
Desa Lelei menjadi pusat penginapan bagi wisatawan yang menjelajahi kawasan ini. Meskipun masih dalam kategori rintisan dan baru masuk 300 besar ADWI 2023, keindahan alaminya sudah menarik perhatian wisatawan lokal hingga mancanegara.
Akses menuju Lelei memerlukan sedikit perjuangan, karena kapal reguler hanya tersedia dua kali seminggu dari Ternate, namun keindahan yang disuguhkan dijamin sebanding dengan perjalanannya.
3. Desa Wisata Galo-Galo, Surga Bahari di Pulau Morotai
Galo-Galo di Kecamatan Pulau Rao, Kabupaten Pulau Morotai, dikenal dengan julukan “The Island of Heaven”. Desa ini menjadi pusat wisata bahari dan masuk dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Morotai.
Aktivitas utama di Galo-Galo adalah diving, snorkeling, dan menikmati panorama matahari terbit serta terbenam. Selain itu, desa ini juga aktif mengembangkan ekonomi kreatif lokal seperti musik, kerajinan tangan, dan festival budaya.
Homestay lokal yang menghadap laut memberikan pengalaman menginap yang unik. Pengunjung juga bisa menikmati hasil laut olahan warga, seperti ikan asin dan produk rumput laut yang dikemas secara menarik.
Desa Galo-Galo masuk dalam 500 besar ADWI 2023 dengan klasifikasi berkembang. Komitmen masyarakat untuk mengelola wisata secara mandiri menjadikan desa ini sebagai contoh pengembangan pariwisata berbasis komunitas yang sukses.
4. Desa Wisata Posi-Posi Rao, Surga Para Peselancar
Posi-Posi Rao adalah desa wisata yang populer sebagai destinasi surfing kelas dunia. Berada di Pulau Rao, Morotai, desa ini memiliki ombak tinggi dan konsisten, setara dengan spot-spot terkenal seperti Hawaii atau Pantai Lakey Dompu.
Tidak hanya surfing, desa ini juga menawarkan kegiatan snorkeling, memancing, hingga wisata perahu keliling pulau. Suasana matahari pagi dan sore di Posi-Posi Rao memberikan latar sempurna untuk fotografi alam.
Dengan luas 17,34 km2 dan jumlah penduduk sekitar 1.200 jiwa, Posi-Posi Rao juga memiliki fasilitas homestay sebanyak 14 unit untuk wisatawan yang ingin menginap.
Sebagai bagian dari KEK Morotai, desa ini didukung oleh pemerintah untuk menjadi destinasi wisata strategis, lengkap dengan fasilitas penunjang dan pengelolaan yang profesional.
5. Desa Wisata Lapasi (Lako Akelamo), Pesona Budaya dan Laut Halmahera Barat
Lapasi, atau yang juga dikenal dengan nama Lako Akelamo, berada di Kecamatan Sahu, Halmahera Barat. Masuk 50 besar ADWI 2022, desa ini menyuguhkan kombinasi budaya yang kaya dan keindahan pantai berair jernih.
Pantai Lapasi dikenal dengan sunset yang dramatis dan air sebening kristal, sangat cocok untuk snorkeling. Tak hanya itu, kegiatan kemah dan susur sungai juga menjadi pilihan seru untuk keluarga.
Kekayaan budaya menjadi nilai utama di Lapasi. Tarian tradisional seperti Sasadu on the Sea, Soya-Soya, dan Dana-Dana masih rutin ditampilkan, dan pengunjung bisa belajar membuat kerajinan bambu, rotan, hingga mengenal Saloi—tas serbaguna khas petani perempuan.
Kuliner lokal seperti gohu ikan tuna, pisang mulu bebe, dan aer guraka juga memberikan pengalaman gastronomi khas Maluku yang sulit dilupakan.
6. Desa Wisata Pulau Kolorai, Surga Bawah Laut dan Sejarah Dunia
Pulau Kolorai di Morotai adalah destinasi wisata yang memikat dengan pantai pasir putih, laut biru jernih, dan dunia bawah laut yang luar biasa. Aktivitas utama di sini adalah diving dan snorkeling, dengan spot legendaris seperti Mitita Shark Point.
Uniknya, dasar laut di sekitar Kolorai menyimpan peninggalan Perang Dunia II seperti pesawat, kapal, dan tank yang kini dihiasi terumbu karang alami. Hal ini menjadikan wisata bawah laut tidak hanya indah tapi juga edukatif.
Interaksi dengan masyarakat nelayan menjadi daya tarik tersendiri. Pengunjung dapat menikmati kuliner laut segar seperti sashimi Kolorai dan sambal dabu-dabu khas setempat.
Homestay nyaman dengan fasilitas lengkap tersedia bagi wisatawan, dan akses ke Kolorai dapat ditempuh dengan speedboat sekitar 30 menit dari Pelabuhan Daruba.
Enam desa wisata terindah di Maluku Utara ini menunjukkan bahwa liburan tidak harus melulu ke kota besar atau tempat yang padat pengunjung. Dengan keindahan alam yang masih asri, kekayaan budaya, serta masyarakat yang ramah, destinasi-destinasi ini bisa menjadi alternatif liburan edukatif untuk keluarga di tahun 2025. Saatnya mengenalkan anak-anak pada alam, budaya lokal, dan keindahan bahari Indonesia yang tiada duanya.***