Reza Rahadian Hadirkan Karya Instalasi “Eudaimonia” di Artjog 2025
Pada gelaran seni paling dinantikan tahun ini, Artjog 2025, aktor ternama Reza Rahadian turut ambil bagian dengan menampilkan karya seni instalasi kolaboratif berjudul “Eudaimonia”. Pameran yang berlangsung dari 20 Juni hingga 31 Agustus 2025 di Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta, menjadi wadah bagi Reza untuk membagikan perjalanan emosional dan refleksi batinnya selama 20 tahun berkarya di dunia perfilman Indonesia.
Eudaimonia: Kolaborasi Seni yang Menyentuh Jiwa
“Eudaimonia” merupakan hasil kerjasama artistik Reza dengan sejumlah seniman lintas disiplin ilmu. Di antaranya Davy Linggar sebagai fotografer dan videografer, Andra Matin sebagai arsitek, Garin Nugroho sebagai sutradara, Siko Setyanto sebagai koreografer, serta Kasimyn atau Aditya Surya Taruna sebagai komposer. Dengan latar belakang keahlian mereka masing-masing, terciptalah sebuah karya yang tidak hanya menggugah secara visual, tetapi juga menyentuh sisi emosional penonton.
Karya ini menampilkan video hitam-putih yang berdurasi lima menit. Video tersebut menunjukkan gerakan tubuh Reza yang begitu ekspresif—melipat, meliuk, meringkuk, hingga diam membeku. Tubuhnya hanya dibalut kain hitam di bagian bawah pinggang, tanpa polesan makeup, sehingga menonjolkan kesederhanaan dan keaslian. Sorotan proyektor pada layar menampilkan detail kulit, pori-pori, bulu mata, alis, hingga air mata yang menetes pelan dari matanya.
Ada momen ketika ia seperti berteriak dalam diam, ada pula saat wajahnya tertutup kain putih, atau rebah di atas genangan air. Kata-kata seperti “luka” dan “bahagia” terucap samar dari bibirnya. Kelimanya membuat para penonton larut dalam suasana ruang yang sempit, gelap, dan hening.
Refleksi Perjalanan Karier 20 Tahun
Durasi lima menit itu bukan sekadar tayangan biasa. Ini adalah momen istimewa yang mengajak penonton merenungi setiap gerakan tubuh dan rasa yang merepresentasikan perjalanan karier Reza selama dua dekade. Di balik penampilannya yang tenang, tersirat makna filosofis yang mendalam.
Judul “Eudaimonia” sendiri berasal dari filsafat Yunani kuno yang berarti hidup yang baik, kesejahteraan, atau kebahagiaan sejati. Bukan sekadar kesenangan sesaat, tetapi lebih kepada pemenuhan diri melalui tujuan yang bermakna. Bagi Reza, karya ini adalah cara ia meredefinisi arti kebahagiaan yang berbeda-beda bagi tiap individu.
“Saya sedang tidak ingin mempertontonkan karakter. Saya sedang mempertontonkan diri saya sendiri, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Tanpa polesan makeup. Hanya pakai beberapa helai kain. Jadi it’s just a purity of skin, tears, joyful, dan perasaan lain, seperti luka,” ujar Reza saat acara media gathering di JNM, Selasa, 1 Juli 2025.
Inspirasi dari Pengalaman Pribadi
Karya ini terinspirasi dari pengalaman batin Reza sendiri. Ada masa-masa awal perjuangannya, penolakan, kegagalan, hingga momen patah hati yang tak bisa dihindari. Namun, bukan berarti ia membuka semua rahasia hidupnya. Ada hal-hal yang ia anggap tidak perlu dijelaskan kepada siapa pun.
Namun, di tengah duka, ada juga pencapaian yang ia syukuri. Prestasi yang datang dari apresiasi masyarakat film Indonesia menjadi titik terang dalam perjalanan ini. Ia juga menyadari bahwa menjaga konsistensi selama 20 tahun tidaklah mudah.
Bentuk Karya Lain dalam Instalasi
Selain video pendek, “Eudaimonia” juga dilengkapi dengan sepuluh panel foto hitam-putih. Foto-foto ini menampilkan potongan adegan dari olah tubuh dan ekspresi Reza. Di ruangan yang sama, narasi “Refleksi 20 Reza Rahadian” juga dipajang dengan pencahayaan temaram yang menambah nuansa introspektif.
Artjog dan Program Spotlight
Reza Rahadian menjadi tokoh pertama yang menampilkan karyanya dalam program baru Artjog 2025, yaitu “Spotlight”. Program ini dikhususkan untuk memberikan wadah bagi korporat maupun seniman secara personal atau kolektif tanpa kurasi. Hal ini membedakan Reza dengan selebritas sebelumnya seperti Nicholas Saputra dan Happy Salma yang pernah menampilkan karya seni mereka di Artjog.
Menurut Heri Pemad, pendiri Artjog, karya Reza sangat relevan dengan tema dan visi penyelenggaraan tahun ini. “Bukan karena mereka selebritas, tapi karya-karyanya lekat dengan yang menjadi kegelisahan kami juga,” katanya.
Dengan hadirnya “Eudaimonia” di Artjog 2025, Reza Rahadian berhasil membawa dunia seni ke dimensi yang lebih personal dan filosofis. Karyanya mengingatkan kita bahwa seni bukan hanya tentang keindahan visual, tetapi juga tentang manusia, emosi, dan perjalanan jiwa yang tak pernah usai.